Thursday, September 20, 2012

Drawing

Dua hari yang lalu saya melihat kakak saya menggambar, ahh, jadi terbersit keinginan untuk melakukannya juga. Apa lagi saya ingat beberapa hari yang lalu ada seseorang yang bertanya, "Bisa gambar?!" dengan nada meremehkan :p Makin ingin saja saya menggambar. Saya ambilah pensil dan kertas hvs. Lama sudah tidak melakukan hobi yang sebenarnya sangat saya sukai itu. Terakhir saya merasakan nikmatnya menggambar saat kelas 3 SMP. Setelat masuk SMA, di samping kesibukan belajar yang padat, melihat teman dekat saya banyak yang jago gambar dan hasilnya subhanallah, saya jadi minder sendiri wkwk. Dulu di SMP saya biasa menggambar di sekolah kalau ada waktu luang, tapi saat di SMA, malu rasanyaa hhaha, entah kenapa saya bisa mikir begitu dulu ckck. Dan ternyata kebiasaan menggambar saya punah begitu saja. Sampai akhirnya kuliah semester dua, saya ambil mata kuliah seni yaitu komik. Saat itu lah saya kembali menggambar, tapi entah kenapa, saat itu saya tidak merasakan hal yang menyenangkan dari menggambar sehingga tidak bisa mengembalikan hobi saya lagi. Tapi dua hari yang lalu, saya merasakan kembali gairah itu *halah bahasanya*. Senang rasanya bisa menghasilkan suatu gambar, walau cuma gambar wajah karena tangan saya ternyata sudah kaku buat gambar full body hhehe. Kemarin itu hanya sekedar coret-coretan iseng, tidak terstruktur, jauh dari kata rapi dan bagus, tapi saya sangat senang hhihi. Nih saya tampilin hasil coret-coretan saya. :)


Lain waktu, insya4w1 saya mau membeli sketchbook yang bisa diisi ulang seperti yang dari dulu saya inginkann huaa tapi belum kesampean karena gga ada waktu ke gramed, sekalian mau beli perlengkapan gambar yang lain hhihii. Jadi semangat nih. :D

Hhiihh!

Ah, manusia, kadang ada keinginan untuk 'memaki' di saat marah, manusiawi kan? Sungguh gondok rasanya selalu mendengar kalimat buruknya. Tapi bisa apa? Melawan? Dosa! Diam? Sakit hati. Tapi memang lebih baik diam, beristighfar, astaghfirullah, dan diam-diam mengirimkan sms ini, "Amal perbuatan yg paling disukai Allah sesudah yg fardhu (wajib) ialah menyenangkan hati seorang muslim." (HR.Thabrani)

Monday, September 17, 2012

Mengenai Analogi

Bismillah, kali ini saya mau menumpahkan sebuah pemikiran lama yang sekarang tiba-tiba muncul lagi *kaya clbk gitu hhehe*. Sebelumnya, ditulisan ini sama sekali saya gga bermaksud untuk membawa-bawa masalah agama, cuma contoh yang saya punya yya mengenai hal itu, jadi mohon maaf sebesar-besarnya kepada semua orang yang nantinya membaca tulisan ini, jika ada yang tidak berkenan, atau jika ada yang tidak sesuai, atau jika ada yang salah, mohon diingatkan.

Dulu saya gampang banget nerima analogi. Memang untuk memahami sesuatu lebih mudah dengan analogi. Seperti jaman SD dulu, kalo ditanya berapa 2 - 3, pasti saya analogikan dengan punya uang 2 terus ngutang 3, jadi sisanya masih punya hutang 1, artinya jawabannya -1 hhehe. Kadang analogi seperti itu memang membuat lebih mudah memahami sesuatu, dan saya menerimanya. Sampai suatu hari saya baca notes fb seorang teman dari agama tetangga menjelaskan suatu ayatnya dengan analogi. Saya meyakini dengan hati bahwa itu salah, tapi membaca analoginya membuat saya sempat membenarkan, sampai saya terus mencari-cari apa yang salah, dimana kesalahannya, karena pasti harus ada yang salah disitu, karena kenyataannya tidak sesuai kebenarannya. Sampai akhirnya saya menemukan dimana kesalahannya, sepertinya, tapi itu hanya pendapat saya. Menganalogikan sesuatu, gga boleh sembarangan, harus sesuai keadaannya. Kalo di matematika, untuk membuktikan sesuatu, bisa dengan asumsi, tapi jelas, asumsi itu juga harus dibuktikan kebenarannya. Analogi pun juga harus seperti itu, harus ada alasan yang jelas kenapa sesuatu bisa dianalogikan dengan sesuatu yang lain.

Suatu waktu saya pernah baca dua artikel sekaligus, pertama ada seorang matematikawan yang membuktikan bahwa Tuhan itu ada dengan formula-formula matematika, tapi saya agak lupa waktu itu Tuhan dianalogikan dengan apa dan bagaimana cara membuktikannya. Kedua, ada matematikawan pula, yang membuktikan bahwa Tuhan tidak ada, juga dengan analogi dan pembuktian-pembuktian matematika, namun dengan objek yang berbeda. Kedua matematikawan itu mungkin cerdas di bidangnya, mungkin pembuktian pada barisan-barisan formulasi matematikanya tidak salah sedikitpun. Tapi yang jadi pertanyaan, bisakah Tuhan dianalogikan dengan angka atau simbol matematika atau yang lainnya? Siapa kita berani mengasumsikan Tuhan seperti itu?

Semenjak kejadian itu, saya jadi lebih kritis lagi memandang suatu analogi. Pertanyaan pertama yang harus ditanyakan, bisakah? Yang saya pikirkan sekarang, analogi bisa jadi memudahkan pemahaman, tapi mungkin bisa jadi juga menyesatkan. Kembali lagi sih, kalau menerima apapun, jangan langsung di-iya-kan, seperti kalau lagi makan, jangan langsung ditelen hhehee, bisakah dianalogikan seperti itu? wkwk.

Thursday, September 13, 2012

IBM Apprenticeship : Full of Quotes

Kali ini saya mau cerita pengalaman yang sayang untuk dilewatkan ceritanya, yaitu rekruitment apprenticeship IBM. Jadi setelah status mahasiswa saya dicopot, tentu sekarang saya lagi sibuk mencari status baru biar gga terlalu lama berstatus job seeker alias pengangguran hhehee. Kira-kira sebulan yang lalu saya apply program apprenticeship IBM ini dan akhirnya diundang untuk mengikuti talk show dan written test tanggal 11 September 2012 kemarin, tempatnya di Pusat Studi Jepang UI.

Program apprenticeship IBM ini, seperti namanya, merupakan program temporary yang ditawarkan IBM selama empat bulan. Tapi, kalau nantinya cocok, IBM akan menawarkan posisi sebagai karyawan tentunya. Program ini didesign untuk mematangkan setiap pesertanya dalam hal kecocokannya terhadap IBM, juga untuk mengenalkan dunia IBM. Jadi setelah jadi karyawan nanti, peserta tidak salah berekspektasi dan bisa lama bekerja di IBM. Walaupun merupakan program temporary, menurut yang berpengalaman disini sih gga rugi untuk ikut, karena pengalaman kerja di IBM ini berharga banget. IBM dinobatkan sebagai company for leader, yang mendidik employeenya menjadi berjiwa pemimpin dan memaksimalkan potensi diri. Selain itu, salary nya pun gga kalah sama kerja benerannya di banyak tempat lain.

Nah, hari itu saya mengikuti talk show dari IBM tersebut. Ini lah yang menarik dari rekruitment kali ini. IBM, menurut saya, sangat menghargai para job seeker. Coba kalo ditanya, perusahaan mana yang ngasih snack dan makan siang buat para apply-er nya? Perusahaan mana yang nyediain talk show yang sebegitu dahsyat motivasinya? Ada kuis buat best tweet dan best photo pula. Cuma IBM kayanya yang bisa begini. Hari itu benar-benar full of quotes, full of motivation, and full of stress, hhahaa, karena soalnyaa, susyahhhh ciynnnn. Tapi buat yang jago bahasa inggris, kayanya bakal semudah membalikan telapak tangan hhehee. Dan kata-kata terakhir yang saya ingat dari IBM, "Kalau nanti kalian lolos tesnya, yawda biasa-biasa aja, alhamdulillah saya bisa, gga usah sombong. Kalau memang gga lolos, yya gga masalah. Hidup gga akan berakhir sampai sini. Masih banyak jalan. Masih banyak peluang di luar sana. Jadikan pengalaman sebagai pelajaran. Gimana biar kedepannya lebih baik lagi. Lebih maksimal lagi. Dan setiap ada kesempatan, dicoba aja, tapi bukan coba-coba. Di coba dengan semaksimal mungkin. Kalau memang IBM gga menerima kalian, bukan berarti kalian gga qualify, tapi kami mencari orang-orang yang cocok dengan kami.". Walaupun saya gga lolos written testnya, tapi gga nyesel deh ikutan rekruitmentnya. :D