Tuesday, July 24, 2012

FF Kereta

Pagi ini kereta sedang penuh. Ralat. Setiap pagi kereta ekonomi ini selalu penuh. Semua kalangan memenuhi setiap centi meter ruang di masing-masing gerbong. Pekerja, pelajar, pengemis, maling, copet, rampok, dan berbagai sebutan lainnya. Lelaki gagah itu salah satunya. Bukan, bukan perampok ataupun sejenisnya, tapi ia murni pekerja yang sedang berjuang melewati peluh sesak desakan penumpang lain. Di tengah kondisi itu ia masih sempat tersenyum dengan teman seperjuangan di kanan dan kirinya. Teman? Tapi ia sama sekali tidak mengenalnya, begitupun dengan yang ia sebut teman seperjuangan.

Adam, lelaki itu, kali ini bukan hanya senyum yang ia sumbangkan, sapaan ramah ia berikan kepada nenek tua yang meminta izin untuk menggandengnya. "Nenek takut jatoh, Nak", gumamnya. Tidak sampai semenit setelah percakapan singkat itu, tubuh nenek itu goyah, menindih Adam. Tidak sampai jatuh, bahkan mungkin tidak akan sampai jatuh, penuhnya kapasitas penumpang menjadi alasannya. Sampai akhirnya untuk yang kesekiankalinya kereta ini berhenti, ditempat dimana Adam biasa mengakhiri perjalanannya. Selang beberapa detik semenjak tubuhnya dibelai angin segar di peron stasiun, mukanya pucat, tiba-tiba. Lagi, ia merogoh kantong celana yang tidak berisi, sekali lagi. Di tempat lain, nenek tua kembali berpegangan dengan penggantinya.

Saturday, July 21, 2012

Welcome Ramadhan

-->Hari ini, 21 Juli 2012, adalah hari pertama di Bulan Ramadhan. Alhamdulillah masih jodoh sama Ramadhan tahun ini. Sebelumnya saya mau minta maaf dulu jika ada salah-salah kata atau perbuatan sama para pembacaa hhahaa *berasa ada pembacaa :p. Buat saya, mungkin Ramadhan kali ini adalah Ramadhan terakhir full di  rumah karena insyaALLAH tahun depan udah kerja, secara kalo kerja gga mungkin libur full satu bulan di Bulan Ramadhan, jadi harus dimaksimalkan banget kesempatan berharga ini. By the way, kenapa kesempatan berharga? Karena Bulan Ramadhan ibarat charger buat handphone yang lagi low bath, nge-charge iman yang mungkin udah gga oke lagi. Jadi mumpung banyak waktu dan minim kegiatan, harus dialokasikan buat ngerjain kegiatan-kegiatan yang bisa bikin iman dan semangat ibadah jadi full lagi, biar bisa jadi ‘baterai’ cadangan selama setahun kedepan sampai ketemu Ramadhan tahun depan lagi, apalagi pasti di Bulan Ramadhan ini suasananya mendukung banget buat ibadah. So, jangan lupa bikin target ibadah Ramadhan, list kegiatan-kegiatan positif yang mau dilakukan selama satu bulan ini, dan lakukan satu-satu, sampai semuanya terlaksana. Welcome Ramadhan, Marhaban Ya Ramadhan.

Wednesday, July 11, 2012

Gombalan Keduaa wkwk

Nyakitin kamu tuh sama aja kaya lagi bunuh nyamuk yang lagi gigit aku, bikin sakit diri sendiri *eeaa*.

Sunday, July 8, 2012

Cara Share Blog ke FB dan Twitter, Mau?

Halo kawans, ini adalah tulisan ketiga saya di hari ini, karena apa? Karena saat ini saya sedang jadi pengangguran wkwk, dan seperti biasa, produktivitas menulis jadi meningkat.

Ada satu hal, sebut saja 'sesuatu', yang baru saya ketahui dari berbagai sumber di google yang akan saya publikasikan nanti saat waktunya sudah tepat hhihii, sekarang masih rahasia. Tunggu saja tanggal mainnya dan tetap tune ini di blog inii hhahaa. Kenapa saya perlu membahas sesuatu itu sekarang? Karena sesuatu itu yang membuat saya semangat untuk menulis disini, mau ada yang baca atau tidak, yang penting asikk *ehh*.

Kali ini saya akan meng-share cara publish tulisan pada blog ke facebook atau twitter. Hal ini berawal ketika saya bingung cara meng-share blog ini ke jejaring sosial tersebut. Saya cari di-setting-an di blog ini, namun tidak kunjung ketemu. Apa kalian juga mengalami hal yang sama? Jika iya, lanjut aja bacanya hhehee.

Akhirnya dengan memanfaatkan teknologi mutakhir search engine yaitu google, saya mendapatkan informasi mengenai hal ini *tepuk tangan*.

Cara ini menggunakan twitterfeed.com. Mungkin ada cara lain yang bertujuan sama, namun ini yang pertama kali saya baca, dan ketika diaplikasikan, sangat mudah *sombongg*. Berikut langkah-langkahnya :

1. Siapkan komputer yang telah terhubung dengan akses internet, buka browser, lalu buka twitterfeed.com (dari handphone bisa juga sih, saya udah coba pake android saya)

2. Buat akun pada twitterfeed.com ini, caranya seperti buat akun di fb atau akun lainnya, tinggal klik register now dan ikuti petunjuk yang ada, masukkan email, password, confim password, lalu create.

3. Setelah itu isi Feed Name (judul blog) dan Rss Feed URL (http://namablog.blogspot.com/feeds/posts/default). Ganti "nama blog" dengan username masing-masing. Lalu klik Test Rss Feed. Jika berhasil maka akan muncul bacaan "Feed Parsed OK ". Lalu create feed.

4. Langkah terakhir yaitu menghubungkan blog ke facebook dan twitter. Daftarkan akun facebook dan twitter yang akan dihubungkan dengan mengikuti petunjuk yang ada. Caranya sangat mudah dan user friendly. Kemudian done.

5. Uji coba., hhehee. Ini langkah yang tidak boleh ditinggalkan untuk memastikan langkah-langkah diatas sudah berjalan dengan benar. Post tulisan baru kalian diblog masing-masing dan cek apakah sudah tersambung ke facebook dan twitter.

Mudah bukan? Selamat mencoba :)

Referensi : asyifapulsamurah.co.cc/2011/02/update-blog-ke-twitter.html?m=1

Berawal dari Hal Kecil

Teman saya pernah bilang *ayoo tebak siapaa wkwk*, jangan suka bohong, walaupun becanda, nanti jadi kebiasaan. Seperti papan tulis putih yang dikasih satu titik hitam kecil, jika banyak lama-lama akan menutupi seluruh permukaan papan tulis putih itu, sehingga warnanya jadi hitam semua. Pada saat itu, saat kita menuliskan titik hitam lagi, atau bahkan tulisan besar atau coretan yang banyak, tidak akan terlihat lagi, karena semuanya telah menjadi hitam, tulisan baru pun tidak kelihatan.

Itu analogi untuk orang yang sering berbohong, pertama-tama berbohong kecil, hanya untuk bercanda, pasti ada rasa janggal dihati, ada perasaan bersalah, tapi hal itu diabaikan karena masih sepele, sampai akhirnya sering berbohong, lama-lama saat melakukan kebohongan lagi, bahkan kebohongan yang besar, tidak akan terasa kalau itu salah, sudah tidak bisa merasakan lagi kalau hal itu salah. Semua dimulai dari hal kecil, sampai akhirnya terbiasa.

Dan saya selalu mikir *belum selesai ceritanyaa wkwk*, hal ini juga berlaku saat kita berbuat dosa. Seperti yang pernah saya tonton di film lorong waktu. Seorang pria baik, diajak temannya main kartu, lama-lama temannya mengajak main dengan taruhan uang. Awalnya pria itu tidak mau, namun karena hasutan dan perasaan yang sudah nyaman bermain kartu, pria itu menyetujui. Sampai akhirnya pria itu ditawari minuman keras. Lagi-lagi awalnya pria itu menolak, tapi entah bagaimana setan telah menghasut pikirannya, minumlah pria itu. Setelah itu, pria tersebut kehabisan uang untuk berjudi, dan dihasutlah untuk merampok, dan lagi-lagi hasutan itu berhasil pada akhirnya. Ketika bertemu dengan 'target', merampoklah dia sehingga target tersebut melawan, tapi dengan diluar akal sehatnya yang telah dipengaruhi oleh setan dan dosa-dosanya, pria itu membunuh targetnya. Pria yang awalnya baik itu pasti tidak akan menyangka kalau ia akan membunuh seseorang, perbuatan keji yang tidak berperikemanusiaan. Namun hal itu bisa terjadi ketika ia mengabaikan dosa kecil. Karena mengabaikan dosa kecil. Pernahkah kalian seperti itu?

Saturday, July 7, 2012

Karakter¿

Kadang aku mikir, kenapa aku seperti ini? Kenapa orang lain begitu? Kenapa ada yang terlalu ceria dan ada yang terlalu pendiam? Apa karena didasari kebahagiaan? Orang yang ceria terlampau bahagia. Lantas, orang yang pendiam tidak bahagia? Ahh tidak juga. Atauu.. Apa dipengaruhi oleh benda bernama 'gen'? Entahlah, jelas aku kurang mengerti tentang itu. Apa mungkin dipengaruhi oleh lingkungan? Yaa, itu alasan yang masih bertahan kuat dipikiranku. Orang tua mungkin faktor utama yang membentuk karakter anak, mau anak itu pemberani atau pemalu, ceria atau pendiam, baik atau menyebalkan, semuanya, semua karakter yang dimiliki seseorang, termasuk aku, sepertinya terbentuk karena faktor orang tua, faktor keluarga, faktor lingkungan. So, jika seseorang memiliki karakter yang 'tidak disukai', salah siapaa? Orang tua? Keluarga? Lingkungan? 'Iyaa' mungkin jawaban agak tepat. Tapi ketika dewasa, seseorang wajib bisa membedakan mana yang seharusnya, begitu juga untuk merubah karakter yang tidak baik tadi, karena karakter dimulai dari kebiasaan. Entahlah.