BI vs Exam, which one? Hhaha

Satu lagi cerita di tanggal istimewa di tahun ini, 11/11/11, hhehe. Hari ini ada dua agenda yang sama-sama penting yang harus saya pilih salah satu. Pertama, acara yang diadakan oleh BI buat penerima beasiswa BI, untuk mempresentasikan social project yang akan dilakukan, acaranya bertempat di BI, kedua, saya harus ujian metode penelitian dan kriptografi *knapaa?? :(. Akhirnya dengan terpaksa saya memilih tidak ikut acara BI tersebut *jadi terpaksa ikut ujian =p.

Dalam hidup sering sekali dihadapkan pada kesempatan-kesempatan yang sama-sama menarik yang kita inginkan seperti itu, namun kita hanya bisa memilih satu diantara pilihan-pilihan tersebut. Makanya prioritas itu penting, untuk melihat mana yang harus diutamakan.

posted from Bloggeroid

21st Birthday

Tanpa dering alarm tiba-tiba aku terbangun dini hari itu. Segera aku lihat hape dan ternyata waktu menunjukkan pukul 23:58. Di layar hape tertulis, one new message, aku buka dan, yeahh, it's from my special one :), ucapan pertama dari orang yang memang aku harapkan menjadi yang pertama. Aku balas, hingga berujung pada obrolan di telepon. Cukup lama sebelum akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan tidur.

Aku terbangun untuk kedua kalinya sekitar pukul 05.00, melakukan aktivitas seperti biasa, tidak ada yang berbeda selain beberapa sms dan post di FB dari teman-teman berisi ucapan selamat dan doa untukku. Ini beberapa post teman-teman di FB :).






Hari itu aku kuliah mulai pukul 11.00, karena suatu hal, aku telat sampai kampus, karenanya aku agak bad mood pagi hari itu, sampai saat aku bertemu seseorang, berniat meminta kunci loker untuk mengambil buku. Waktu aku buka loker, wow, ada hadiah yang terbungkus manis dan dua balon kecil di dalamnya, nice surprise, simple but romantic. Terima kasih buat my best yang udah sukses buat aku senyum-senyum sendiri selama perjalanan ke kelas basdat, walaupun ternyata surprise-nya gagal karena harusnya balonnya pecah waktu lokernya di buka, hhehe, lain kali di coba dulu yya =p.

Di kelas basdat, ada sms dari resti, ternyata dia salah kirim, isinya begini, "Sekarang Maulia nya dimana, Nes?". Hhm, saat itu aku lansung tau kalau aku akan dikerjain. Selesai kuliah basdat, aku di ajak ke kantin buat makan, lewat lapangan MIPA, aku jelas udah tau maksudnya, tapi berhubung aku gga mau buat teman-temanku kecewa kalau rencana mereka nanti gagal jadi aku ikutin aja alur mereka, sampai akhirnya pasukan dengan air, tepung, dan telur siap mengepung aku, dan byurr~ kena deh. Basah, lengket, bau amiss, hueee. Malu bangett :(.

Aku mandi dikosan teman karena jam 15.00 harus kuliah lagi. Di kuliah itu aku dapet 'kehormatan' buat presentasi dadakan karena dibilangnya lagi ulang tahun, presentasi tanpa persiapan, ckck. Akhirnya kuliah selesai, pulang dehh. Oiya, sebelum pulang aku makan dulu di FKM, dan disitu aku di paksa makan sayur sampe mau muntah, hhuhu.

Terima kasih banget buat teman-temanku sayangg yang masih ingat ulang tahunku, aku senangg punya kaliann. :)

My Last Year, My Hope :)

Sekarang sudah memasuki tahun terakhir perkuliahan. Rasanya banyak yang ingin dilakukan di tahun terakhir ini, salah satunya adalah akrab dengan semua teman-teman matematika ui 2008. Semoga terwujud, hhehe. :)

we are 2008

Best Women

Al Khawarizmi, seorang ahli matematika islam, ditanya tentang bagaimana wanita terbaik, kemudian beliau menjawab, "1 untuk wanita sholehah dan beragama, tambah 0 dibelakangnya jika ia cantik, tambah 0 lagi jika ia kaya, dan tambah 0 lagi jika ia dari keluarga baik-baik. Jika ia memiliki kecantikan, kekayaan, dan dari keluarga yang baik-baik, namun tidak sholehah dan beragama, maka apa yang di milikinya tidak bernilai, seperti angka o yang banyak tanpa ada angka 1 di depannya.".

posted from Bloggeroid

Welcome Test :D

Sebentar lagi pekan UAS semester VI datang, gga tau harus seneng atau sedih, tapi yang pasti, harus melakukan yang paling terbaik untuk minggu-minggu itu. Semangat buat ujianku! Semoga dimudahkan belajarnya, dimudahkan ujiannya, dijauhkan dari perbuatan-perbuatan terlarang, hhehe, aminn.

Satu tahun lagi insyaALLAH, lulus~~ aminn aminn :)

My Status Today

Perasaan memang selalu betentangan dengan logika, dan parahnya, jika sedang bermasalah dengan perasaan, sulit untuk menetralkannya dengan logika, huft. Emang gga enak kalo lagi galau, apalagi kalo galaunya karena seseorang, belum tentu juga orang itu peduli, hhaha. *curhat ceritanya =p*

Kau Buatku Cemburu

Pertama kali bertemu, kamu terlihat biasa saja, sama seperti yang lainnya, tapi sungguh aku masih ingat jelas bagaimana senyumanmu saat kita berkenalan dulu. Semenjak itu, kita sering bersama, tak ku sangka hubungan kita membaik, begitu dekat, dan tak lagi ada sifat jelekku yang kamu tak tau, begitupun juga kamu, mungkin.

Hari demi hari kita bersama, aku sadar aku nyaman bersamamu, tujuan kita sama, dan kita sejalan. Tapi bukan itu yang membuatku nyaman bersamamu, melainkan karena aku bisa menjadi diriku sendiri saat disampingmu.

Kamu yang selalu ada untukku, sekalipun kita tak lagi di tempat yang sama, sekalipun lama aku tak menghubungimu.

Lingkunganmu sekarang, aku tau persis bahwa dulu kamu tak menyukainya, karena itu tak sesuai dengan keinginanmu. Tapi bersyukurlah, karena itu membuatmu tetap terjaga, dan aku yakin kamu tau itu.

Kini aku tak melihatmu, tak bisa selalu bercengkrama denganmu, tapi aku tau bagaimana kamu, dulu, dan sekarang. Kamu tetap seperti dulu, dan malah semakin baik, semakin bertambah baik. Aku iri padamu. Aku cemburu jika mengingatmu. Aku cemburu jika memikirkan bahwa aku tak lagi di dekatmu. :(

untuk seseorang yang sangat berarti,

thank you for always besides me.

Lidah yang Tak Pernah Bertulang

Apalah namanya untuk seseorang yang masih saja memperbincangkan hal-hal yang tidak berguna
Bagai pelawak yang menjadikan orang lain bahan tertawaan, bahan gunjingan

"Tak apalah,
dia kan teman saya"

Tapi sayangnya,
apa yang tampak diluar tak selalu merepresentasikan yang tersimpan di dalam

Jika memang hanya goresan luka yang ada pada akhirnya,
lebih baik diam dari pada berpura-pura akrab dengan gurauan yang tak ada artinya

Refleksif

Seringkali kita (mungkin lebih tepatnya saya) merasa kesal saat ditinggalkan, dijauhi, atau diabaikan. Tapi, coba diingat, jangan-jangan kita yang lebih dulu mengabaikan.

Mungkin seperti karma, hukum aksi reaksi, sifat refleksif, atau apapun namanya, apa yang kita lakukan, akan berbalik pada diri kita sendiri, dan saya percaya.

Lagi-lagi, introspeksi diri kuncinya.

RRrrrr~

Awalnya buat blog ini, niatnya cuma buat tempat nulis iseng, gga berharap ada yang baca, ehh.. tapi ternyata ada orang yang baca hari ini. Malu rasanya, hhaha =p
*buat yang merasa aja*

Jangan Terlalu Banyak Mengenang Masa Lalu

Pernah saya baca tulisan seorang teman, ada kalimat yang sangat saya sukai, yang mengingatkan saya betapa pentingnya waktu yang kita miliki. Intinya begini, ketika saat ini kita memiliki kenangan-kenangan indah tentang masa lalu, kenangan-kenangan yang sulit kita lupakan, kenangan yang membuat kita ingin sekali memutar waktu untuk kembali ke masa itu, ingatlah, bahwa suatu saat kita akan mengenang masa-masa yang sedang kita jalani sekarang, jadi gunakan waktu kita sebaik-baiknya, buat hari-hari kita sekarang menjadi kenangan yang indah untuk kita kenang nanti. :)

Header di Blog

"Bersainglah dengan diri sendiri"

Sebuah kalimat yang saya pampang di header blog ini, yang sedang saya renungi sekali akhir-akhir ini. Begitu sulit bersaing dengan diri sendiri, dengan keinginan yang seringkali bertentangan dengan aturan. Haruskah dituruti?

Hati selalu menjawab tidak, tapi pikiran selalu memberikan alasan-alasan untuk tetap melakukannya.

Please help, God.
Beri saya kekuatan untuk tetap berpegang teguh pada aturan-Mu.

Inginnya

Inginnya tetap begini
Inginnya tetap dia
Sampai nanti tiba waktunya

Salahkah berharap?

Bukan sok suci
Hanya ingin menuruti kata hati
kata hati yang selama ini terabaikan

Dia yang selalu ku impikan
Masihkah layak aku mendapatkan?

Kuliah Lagii, Belajar Lagii~ :D

Sudah memasuki semester VI di kampus, sudah semakin dekat dengan masa-masa wisuda (aminn), sudah semakin sedikit pula waktu saya untuk menyelesaikan amanah ini, memaksimalkan kualitas dan meminimumkan kuantitas waktu kuliah saya tentunya.

Sedikit menyesal kenapa tidak memanfaatkan pendidikan ini dari tahun pertama, kenapa tidak segera sadar di awal, dan tidak memikirkan untuk beralih ke pilihan lain, tapi setidaknya itu menjadi pelajaran berharga untuk saya, dengan kondisi masa lalu yang selalu mendukung untuk berada di tingkat atas, namun kini saya harus merasakan bagaimana rasanya berada di posisi agak bawah, mungkin, dalam hal nilai, hhaha. Begitu berharganya pelajaran yang saya dapat sekarang, bagaimana menjaga diri agar tetap bertahan untuk tetap memperjuangkan yang sudah terlanjur berantakan di awal, dan memperbaikinya.

Bukan lagi waktunya untuk terpuruk, bukan lagi waktunya untuk mempertanyakan keadaan. Waktu terus berjalan dan tidak terasa tiga semester lagi waktu saya di sini, insya ALLAH. Akan saya pergunakan dengan sebaik-baiknya, menambahkan yang kurang sebelumnya, menutupi yang saya salah gunakan.

Mulai semester VI ini dengan, bismillah :D

Apa lagi

Berjuta kali aku meyakinkan,
bahwa yang ku lakukan adalah benar
Huft
Tapi kenapa selalu saja dipatahkan?

Ingin segera memadamkan api ini,
api yang kadang menghangatkan,
tapi sering juga menyakitkan

Salahkah jika mengharapkan lebih?

Sungguh aku ingin menyimpannya,
sampai datang waktunya

Tak bisakah dimengerti?

Cinta *hhaha

Izinkan aku mencintaimu dengan definisi cintaku
Tanpa kata
Tanpa suara

Jangan memaksa
Karena aku takut salah menduga

Akan ku gantungkan semua
Sampai ku temukan jawabannya

Harapan Kosong

Mata telah silau oleh sinar matahari
Embun pagi pun telah habis menguap
Namun aku masih saja terbaring dengan nyamannya,
menyulam mimpi akan harapan,
harapan akan takdir yang tak mungkin datang

Aku biarkan diriku dibuai kepalsuan,
dan tak pernah rela untuk dibangunkan,
sekedar memperjuangkan kepastian

Bodoh!

Akankah aku gadaikan kehidupan?

Sedikit Kecewa

Tak ingin seperti ini,
tak ingin tahu kenyataan.
Tapi keadaan memaksaku untuk sadar,
walau aku tak ingin menyadarinya.

Ku kira masih sama,
ku kira tetap sama.
Ternyata telah berbeda.
Aku tak mengenalnya,
tak lagi mengenalnya.

Biarlah mereka.
Aku akan tetap seperti ini.
Tak ingin berubah,
tak pernah ingin berubah.

Hanya ini

Bukan karena rasa yang telah tiada,
andai engkau tahu.
Aku hanya ingin menjaga diriku,
dan ingin menjaga dirimu.
Karena hanya ini,
hanya ini yang bisa aku lakukan untukmu.